Informasi Terbaru Terkait Bisnis Florist di Youtube > 자유게시판

본문 바로가기
사이트 내 전체검색

자유게시판

Informasi Terbaru Terkait Bisnis Florist di Youtube

페이지 정보

작성자 Marilou Holroyd 댓글 0건 조회 4회 작성일 24-04-24 15:53

본문

프로젝트 :

업체명 : FL

담당자명 : Marilou Holroyd

연락처 : NK

이메일 : marilouholroyd@libero.it


72px-The_florist_and_pomologist_(8287791329).jpgAkan tetapi pada perempuan hanyalah kecantikan paras muka & kecantikan badan saja, bukan kepribadian yang mampu mendatangkan "keajaiban" yang demikian itu. Kalau tidak kebetulan Sang Arjuna berjalan meliwati area kediamannya, dan tertarik oleh keelokannya yang "serupa bulan purnama", maka tak mungkin si gadis miskin meningkat derajat jadi puteri di dalam keraton. Karena itu, maka segenap jiwanya, segenap fikirannya, segenap angan-angannya, dipusatkan buat soal yang satu itu: mendapat jodo yang menyenangkan, dan kalau telah mendapat jodo, memproteksi jangan sampai diceraikan lagi; menjaga jangan sampai sang suami tak senang kepadanya, jangan sampai ia dialahkan oleh lain perempuan.

3410060567_5481c0f81b.jpgHari yang satu, sama-sama saja dengan hari lain sebagainya; tiada perubahan persis sekali di dalam mereka memiliki daftar hidup; hari-hari mereka duduk saja di dalam kamar kediaman & kamar tamu, bercakap-cakap membicarakan hal-hal tetek-bengek, diperlakukan oleh "ridder-ridder" lelaki sebagai dewi-dewi halus yang selalu perlu ditolong & dijaga-jaga. Laki-laki inilah yang mengambilkan saputangan mereka kalau saputangan-nya jatuh, laki-laki inilah mengangkatkan kursi, kalau mereka hendak duduk.

Demikianlah pula perlaki-isterian di dalam kelompok manusia. Betul lelaki mengambil isteri mana saja di dalam kelompok itu yang ia sukai, betul perempuanpun berbuat menyukai tapi "pasangan-sementara" terus ada. Cuma saja "pasangan-sementara" ini tidak membangun nasib orang perempuan itu menjadi ringan. Laki-laki tidak menanggung tanggungan sedikit-pun atas akibat-akibatnya "pasangan sementara" itu, karangan bunga Semarang namun perempuanlah yang menanggung hamilnya, perempuanlah yang menanggung pemeliharaan anak, perempuanlah yang menanggung semua konsekwensi "pasangan-sementara" itu.

Juga di sini perempuan masih saja tersia-sia. Mesin berputar di paberik-paberik, membangun pelbagai barang yang dulu wajib dibangun oleh perempuan di kalangan kaum atasan pula. Mesin itu memasukkan barang-barang itu ke dalam rumah tangga mereka, tetapi toh tidak mengambangkan peri-kehidupan mereka jadi senang. Apakah sebab? Bukan di kalangan kaum rendahan saja, akan tetapi juga di kalangan amtenar dan kaum pertengahan dulu perempuan musti memintal & menenun sendiri, menjahit & menyulam sendiri, membuat kuwih dan mengerjakan pelbagai pekerjaan rumah tangga sendiri, meskipun pekerjaannya itu tentunya jauh lebih ringan daripada pekerjaan perempuan-perempuan di kelas bawahan.

Dia mulai mencoba-coba mendirikan "rumah" yang bermaksud melindungi dirinya dan anak-anaknya daripada panasnya matahari serta basahnya air hujan, dinginnya hawa malam & tajamnya angin. Dialah yang dengan dahan-dahan kayu, ranting-ranting serta daun-daun mula-mula mendirikan gubug yang maniak bersahaja. Dan bukan saja "rumah" Dia jugalah yang pertama-tama duduk di samping buaian kesenian. Dia, kaum perempuan itu, dialah yang mula-mula terbuka ingatannya bikin tali buat mengikat bagian-bagian gubugnya, membuat barang-barang keperluan hidup yang begitu perlu, sebagai misalnya melunakkan kulit binatang yang sudah kering, menganyam tikar maupun menganyam keranjang, memintal serat kayu menjadi benang, karangan bunga florist Semarang, https://s.id/, menenun benang itu jadi kain kasar, membentuk tanah liat menjadi semacam periuk atau seragam pinggan.

Mereka adalah hidup secara "nomade", yang terus berpindah kian kemari, jadi yang tak butuh punya "rumah". Hutan dan gua, itulah rumah mereka. Di dalam level yang pertama itu, mereka belum mempunyai masyarakat. Mereka hidup berkawan-kawanan, bergolong-golongan di dalam persekutuan-persekutuan kecil yang dinamakan horde (kelompok), dengan tak ada pertalian apakah-apakah melainkan pertalian kerja bersama serta perlindungan-bersama, dengan tak ada "moral" melainkan moral cari makan serta cari hidup.

Sebaliknya, ada pula negeri-negeri, yang dulu didiami oleh. Misalnya saja padang pasir Sahara. Ada bekas-bekas kultur manusia di Sahara itu, yang membuktikan, bahwasannya di situ di peradaban dulu banyak air serta rumput dan pohon-pohonan, banyak persyaratan-persyaratan buat manusia dan binatang pada hidup, serta tidak padang pasir yang kering, terik, dan kosong seperti sekarang. Sebaliknya, negeri-negeri Utara serupa Swedia serta Norwegia, yang sekarang amat banyak manusianya, di kebudayaan dulu adalah kosong oleh karena samasekali tertutup dengan es yang bermeter-meter tebalnya.

Malahan dialah yang jadi indukan pengembangan, induknya "kultur", yang mula-mula. Dialah pengusaha pertanian yang pertama, akan tetapi dia pulalah yang pertama sekali mulai terbuka ingatannya bikin rumah. Laki-laki masih banyak lari kian-kemari di hutan, ditepi-tepi sungai, di pantai laut, di padang-padang rumput, di rawa-rawa, namun dia, perempuan, karena merawat hamilnya, atau menjaga anak-anaknya yang kecil serta kebunnya yang simpel, tetapi tidak mampu ditinggalkan itu, dia mulai mencoba membikin ruang kediaman yang selalu.

Nabi Isa mengajarkan persamaan laki-laki serta perempuan di hadapan Allah, tetapi pengikut-pengikutnya mengadakan lagi aturan-aturan yang mengungkung kaum perempuan itu. Padahal! Sejarah telah membuktikan dengan yakin, bahwasannya justru kaum perempuanlah yang jadi pengikut-pengikut dan propagandis-propagandis agama Nasrani yang paling ulet. Kaum perempuanlah yang dibakar mati oleh Raja di Roma, kaum perempuanlah yang dilemparkan kepada singa-singa serta dicabik-cabik tubuhnya oleh binatang-binatang buas itu, oleh karena mereka jadi pengikut maupun propagandis agama Nasrani itu.

회원로그인

접속자집계

오늘
2,335
어제
15,013
최대
15,110
전체
2,093,287

그누보드5
Copyright © 소유하신 도메인. All rights reserved.